Home

Sabtu, 06 Februari 2010

Tips Menerbitkan Novel (Part 1)

Ini termasuk pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana awal mula saya jadi penulis? Gimana novel saya bisa diterbitkan?

Beberapa penanya mungkin sekadar pengin tahu, namun beberapa yang lain, saya yakin bertanya karena ingin jadi penulis yang karyanya diterbitkan.

ok,, kita bahas cara-cara yang bisa kamu tempuh:

  1. Lomba. Penerbit atau media masa biasa menggeler lomba untuk mencari naskah dengan kriteria tertentu atau tujuan lainnya (tanggung jawab sosial untuk mengembangkan bakat remaja misalnya). Enaknya ikut lomba adalah: naskahmu pasti dibaca. Jika menang, selain naskahmu akan diterbitkan, kamu juga bakal dapat hadiah. Cermati saja pengumuman lomba-lomba ini lewat internet atau media masa. Banyak kok. Beberapa media massa –seperti majalah Femina—bahkan menggelar lomba menulis cerpen/ cerbung sebagai event tahunan mereka. Nggak Cuma lomba cerpen lho, tapi juga ada lomba menulis puisi, resensi, hingga skenario.

  1. Melalui jalur normal. Alias kamu kirimkan naskahmu ke penerbit di luar lomba. Ini justru cara yang paling gampang dan tidak terikat periode atau pun tema tertentu. Juga tidak persyaratan khusus –seperti batasan umur misalnya--. Ingat, penerbit butuh naskah setiap saat. Jika naskahmu cocok, tentu mereka akan dengan senang hati menerbitkannya.

  1. Melalui ‘naskah hunting’. Penerbit juga biasa berburu naskah. Apalagi untuk non-fiksi. Misalnya ketika mereka butuh naskah tentang cara menggunakan facebook, mereka akan mencari penulis yang bisa menyediakan naskah tersebut. Tentunya penerbit akan mencari calon penulis yang kiprahnya lumayan banyak.

Masalahnya, gimana dong agar nama kita termasuk yang diburu penerbit? Banyak-banyaklah menulis. Dan supaya tulisanmu ‘terdengar’, pasanglah tulisanmu di internet, misalnya di blog. Atau kirimkan ke media massa. Makin terekspos tulisanmu, makin besar pula kans penerbit untuk mengetahuinya.

Bisa jadi lho blogmu dilirik oleh penerbit dan karena dinilai oke, blogmu bakal diterbitkan. Eits, ini tidak sebatas pada blog yang berupa tulisan fiksi, tapi juga blog yang berisi kisah lucu, tips-tips kecantikan, komik strip, sampai kumpulan resep.

Mungkin penerbit tidak tertarik pada temamu, tapi bisa jadi mereka menilai gayamu menulis bagus, hingga mereka memesan naskah padamu.

  1. Koneksi. Punya kenalan editor majalah? Atau karyawan di penerbitan? Coba dekati mereka. Cari tahu apa yang dibutuhkan oleh majalah atau penerbit tersebut. Cobalah kamu berdiskusi dan tawarkan tulisanmu jika memang cocok. Ih, kok KKN? Nggak juga, toh kamu tidak menyuap di sini. Penerbit juga tidak akan gegabah menerbitkan novel yang buruk hanya semata karena penulisnya kenal dengan si editor.

  1. Klub. Cukup banyak perkumpulan penulis di dunia maya maupun nyata yang bisa menampung naskah para anggotanya. Klub ini bisa berupa klub jurnalistik di sekolah, klub cerpenis di internet, hingga kursus penulisan skenario.

Mereka bisa mengumpulkan naskah dan mengirimnya ke penerbit untuk diterbitkan –baik melalui seleksi alami atau kerja sama terentu—atau bila memang memiliki dana yang cukup, klub tersebut bisa menerbitkan karya anggotanya secara mandiri. Jadi, jangan ragu untuk ikut klub penulis. Selain nambah teman, nambah wawasan, bisa juga lho naskahmu diterbitkan,

Menerbitkan sendiri. Kalau memang ada dana dan energi yang cukup, kenapa tidak kamu terbitkan sendiri naskahmu? Paling gampang ya difotokopi dan dijilid dengan sederhana. Bagus lagi bila dicetak dengan mesin cetak. Kemudian edarkan sendiri! Dee (Dewi Lestari) sukses menerbitkan Supernova dengan cara ini.

5 komentar:

  1. Thank's atas infona.......
    By: Rosita

    BalasHapus
  2. haduuuh aku pengen banget nerbitin novel tapi ga tau gimana,masih ragu.Takut ga bisa

    BalasHapus
  3. Aku sangat senang deh klau bisa terbit novelku aku lagi buat sedikit akan kami sisip kisah sebenarnya, tolong deh kasi invo yang bisa tolong nerbitkan novel kami.thanks

    BalasHapus
  4. terimakasih infonya sangat berguna :)

    BalasHapus